1. Pengertian
Keragaman
Keragaman berasal dari
kata ragam yang menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) artinya : tingkah
laku, macam jenis, lagu musik : langgam, warna :corak : ragi, laras (tata
bahasa). Keragaman manusia bukan berarti manusia itu bermacam-macam atau
berjenis-jenis seperti halnya binatang dan tumbuhan. Manusia sebagai makhluk
Tuhan tetaplah berjenis satu. Keragaman manusia dimaksudkan bahwa setiap
manusia memiliki perbedaan. Perbedaan itu ada karena manusia adalah makhluk
individu yang setiap individu memiliki cirri-ciri khas tersendiri. Perbedaan
itu terutama ditinjau dari sifat-sifat pribadi, misalnya sikap, watak,
kelakuan, temperamen, dan hasrat. Contoh, sebagai mahasiswa baru kita akan
menjumpai teman-teman mahasiswa lain dengan sifat dan watak yang beragam.
Dalam kehidupan sehari-hari
kita akan menemukan keragaman sifat dan ciri-ciri khas dari setiap orang
yang kita jumpai. Jadi manusia sebagai pribadi adalah unik dan beragam. Selain
makhluk individu, manusia juga makhluk sosial yang membentuk kelompok
persekutuan hidup. Tiap kelompok persekutuan hidup manusia juga beragam.
Masyarakat sebagai persekutuan itu berbeda dan beragam karena ada perbedaan,
misalnya dalam hal ras, suku, agama, budaya, ekonomi, status sosial, jenis
kelamin, daerah tempat tinggal dan lain-lain. Hal demikian adalah sebagai
unsur-unsur yang membentuk keragaman dalam masyarakat. Keragaman manusia baik
dalam tingkat individu dan tingkat masyarakat merupakan tingkat realitas atau
kenyataan yang harus kita hadapi dan alami. Keragaman individu maupun sosial
adalah implikasi dari kedudukan manusia, baik sebagai makhluk individu dan
makhluk sosial. Kita sebagai individu akan berbeda dengan seseorang sebagai
individu yang lain.
Demikian pula kita sebagai
bagian dari satu masyarakat memiliki perbedaan dengan masyarakat lainnya.
Keragaman manusia sudah menjadi fakta social dan fakta sejarah kehidupan,
sehingga pernah muncul penindasan, perendahan, penghancuran dan penghapusan
rasa atau etnis tertentu. Dalam sejarah kehidupan manusia pernah tumbuh
ideology atau pemahaman bahwa orang berkulit hitam adalah berbeda, mereka lebih
rendah dari yang berkulit putih. Contohnya di Indonesia, etnis Tionghoa
memperoleh perlakuan diskriminatif, baik secara sosial dan politik dari
suku-suku lain di Indonesia. Dan ternyata semua yang telah terjadi adalah
kekeliruan, karena perlakuan merendahkan martabat orang atau bangsa lain adalah
tindakan tidak masuk akal dan menyesatkan, sementara semua orang dan semua
bangsa adalah sama dan sederajat. Sehingga keragaman yang dimaksud disini
adalah suatu kondisi masyarakat dimana terdapat perbedaan-perbedaan dalam
berbagai bidang, terutama suku bangsa dan ras, agama dan keyakinan, ideologi,
adat kesopanan serta situasi ekonomi.
Struktur masyarakat Indonesia
yang majemuk dan dinamis, antara lain ditandai oleh keragaman suku bangsa,
agama, dan kebudayaan. Sebagaimana diketahui bahwa bangsa Indonesia memiliki keragaman
suku bangsa yang begitu banyak, terdiri dari berbagai suku bangsa, mulai dari
sabang hingga Merauke, ada suku Batak, suku Minang, suku Ambon, suku Madura,
suku Jawa, suku Asmat, dan masih banyak lainnya. Konsep keragaman mengandaikan
adanya hal-hal yang lebih dari satu, keragaman menunjukan bahwa
keberadaan yang lebih dari satu itu berbeda-beda, heterogen bahkan tidak bisa
disamakan. Keragaman Indonesia terlihat dengan jelas pada aspek-aspek
geografis, etnis, sosiokultural dan agama serta kepercayaan.
1. Pengertian
Hakekat Individu
Manusia, mahluk dan individu secara etimologi
diartikan sebagai berikut:
·
Manusia berarti mahluk yang berakal budi dan
mampu menguasai mahluk lain.
·
Mahluk yaitu sesuatu yang diciptakan oleh Tuhan.
·
Individu mengandung arti orang seorang, pribadi,
organisme yang hidupnya berdiri sendiri. Secara fisiologis ia bersifat bebas,
tidak mempunyai hubungan organik dengan sesama.
Kata manusia berasal dari kata
manu (Sansekerta) atau mens(Latin) yang berarti berpikir, berakal budi, atau
homo (Latin) yang berarti manusia. Istilah individu berasal dari bahasa Latin,
yaitu individum, yang artinya sesuatu yang tidak dapat dibagi-bagi lagi atau
suatu kesatuan yang terkecil dan terbatas.
Secara kodrati, manusia
merupakan mahluk monodualis. Artinya selain sebagai mahluk individu, manusia
berperan juga sebagai mahluk sosial. Sebagai mahluk individu, manusia merupakan
mahluk ciptaan Tuhan yang terdiri atas unsur jasmani (raga) dan rohani (jiwa)
yang tidak dapat dipisah-pisahkan. Jiwa dan raga inilah yang membentuk
individu.Manusia juga diberi kemampuan (akal, pikiran, dan perasaan) sehingga
sanggup berdiri sendiri dan bertanggung jawab atas dirinya. Disadari atau
tidak, setiap manusia senantiasa akan berusaha mengembangkan kemampuan
pribadinya guna memenuhi hakikat individualitasnya (dalam memenuhi berbagai
kebutuhan hidupnya). Hal terpenting yang membedakan manusia dengan mahluk
lainnya adalah bahwa manusia dilengkapi dengan akal pikiran, perasaan dan
keyakinan untuk mempertinggi kualitas hidupnya. Manusia adalah ciptaan Tuhan
dengan derajat paling tinggi di antara ciptaan-ciptaan yang lain.
Dalam keadaan status manusia
sebagai mahluk individu, segala sesuatu yang menyangkut pribadinya sangat
ditentukan oleh dirinya sendiri, sedangkan orang lain lebih banyak berfungsi
sebagai pendukung. Kesuksesan seseorang misalnya sangat tergantung kepada niat,
semangat, dan usahanya yang disertai dengan doa kepada Tuhan secara pribadi.
Demikian juga mengenai baik atau buruknya seseorang di hadapan Tuhan dan dihadapan
sesama manusia, itu semua sangat dipengaruhi oleh sikap dan perilaku manusia
itu sendiri. Jika iman dan takwanya mantap maka dihadapan Tuhan menjadi baik,
tetapi jika sebaliknya, maka dihadapan Tuhan menjadi jelek. Jika sikap dan
perilaku individunya baik terhadap orang lain, tentu orang lain akan baik pula
terhadap orang tersebut.
Konsekuensi (akibat) lainnya,
masing-masing individu juga harus mempertanggung jawabkan segala perilakunya
secara moral kepada dirinya sendiri dan kepada Tuhan. Jika perilaku individu
itu baik dan benar maka akan dinikmati akibatnya, tetapi jika sebaliknya, akan
diderita akibatnya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa manusia sebagai
individu yang sudah dewasa memiliki konsekuensi tertentu, antara lain:
- Merawat diri bersih, rapi, sehat dan kuat
- Hidup mandiri
- Berkepribadian baik dan luhur
- Mempertanggungjawabkan perbuatannya
Supaya konsekuensi tersebut di atas dapat direalisasikan
dalam suatu kenyataan, maka masing-masing individu harus senantiasa:
- Selalu bersih, rapi, sehat, dan kuat
- Berhati nurani yang bersih
- Memiliki semangat hidup yang tinggi
- Memiliki prinsip hidup yang tangguh
- Memiliki cita-cita yang tinggi
- Kreatif dan gesit dalam memanfaatkan potensi alam
- Berjiwa besar dan penuh optimis
- Mengembangkan rasa perikemanusiaan
- Selalu berniat baik dalam hati
- Menghindari sikap statis, pesimis, pasif, maupun egois
Manusia berperan sebagai mahluk individu dan mahluk sosial
yang dapat dibedakan melalui hak dan kewajibannya. Namun keduanya tidak dapat
dipisahkan karena manusia merupakan bagian dari masyarakat. Hubungan manusia
sebagai individu dengan masyarakatnya terjalin dalam keselarasan, keserasian,
dan keseimbangan. Oleh karena itu harkat dan martabat setiap individu diakui
secara penuh dalam mencapai kebahagiaan bersama.
Masyarakat merupakan wadah bagi para individu untuk
mengadakan interaksi sosial dan interelasi sosial. Interaksi merupakan
aktivitas timbal balik antarindividu dalam suatu pergaulan hidup bersama.
Interaksi dimaksud, berproses sesuai dengan perkembangan jiwa dan fisik manusia
masing-masing serta sesuai dengan masanya. Pada masa bayi, mereka berinteraksi
dengan keluarganya melalui berbagai kasih sayang. Ketika sudah bisa berbicara
dan berjalan, interaksi mereka meningkat lebih luas lagi dengan teman-teman
sebayanya melalui berbagai permainan anak-anak atau aktivitas lainnya. Proses
interaksi mereka terus berlanjut sesuai dengan lingkungan dan tingkat usianya,
dari mulai interaksi non formal seperti berteman dan bermasyarakat sampai
interaksi formal seperti berorganisasi, dan lain-lain.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi manusia hidup
bermasyarakat, yaitu:
- Faktor alamiah atau kodrat Tuhan
- Faktor saling memenuhi kebutuhan
- Faktor saling ketergantungan
Keberadaan semua faktor tersebut dapat diterima oleh akal
sehat setiap manusia, sehingga manusia itu benar-benar bermasyarakat,
sebagaimana diungkapkan oleh Ibnu Khaldun bahwa hidup bermasyarakat itu bukan
hanya sekedar kodrat Tuhan melainkan juga merupakan suatu kebutuhan bagi jenis
manusia dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya.
- Karakteristik Individu
Setiap individu mempunyai karakteristik bawaan (heredity)
dan karakteristik yang dipengaruhi oleh lingkungan. Karakteristik bawaan
merupakan karakteristik keturunan yang dibawa sejak ia lahir baik yang
berhubungan dengan faktor biologis maupun sosial psikologis. Keyakinan masa
lalu mengatakan bahwa kepribadian terbawa pembawaan dan lingkungan; merupakan
dua faktor yang terbentuk karena dua faktor yang terpisah, masing-masing
mempengaruhi kepribadian dan kemampuan individu bawaan dan lingkungan dengan
caranya masing-masing. Namun setelah disadari bahwa apa yang dipikirkan dan
dikerjakan oleh seseorang atau apa yang dirasakan oleh siapapun merupakan hasil
dari perpaduan dari apa yang ada di antara faktor-faktor biologis yang diturunkan
dan pengaruh lingkungan.
Seorang anak memulai pendidikan formalnya di tingkat TK
kira-kira pada usia 4-6 tahun. Tanpa memperdulikan berapa umur anak,
karakteristik pribadi dan kebiasaan-kebiasaan yang dibawa ke sekolah akhirnya
terbentuk oleh pengaruh lingkungan dan hal itu tampak sebagai pengaruh penting
terhadap keberhasilannya di sekolah dan masa perkembangan hidupnya di kemudian
hari.
Nature dan nurture merupakan istilah yang biasa digunakan
untuk menjelaskan karakteristik individu dalam hal fisik, mental, dan emosional
pada setiap tingkat perkembangan. Karakteristik yang berhubungan dengan
perkembangan faktor biologis cenderung lebih bersifat tetap, sedang
karakteristik yang berkaitan dengan sosial psikologis lebih banyak dipengaruhi
oleh faktor lingkungan.
Seorang bayi merupakan pertemuan antara dua garis keluarga,
yaitu keluarga ayah dan ibu. Saat terjadinya pembuahan atau konsepsi kehidupan
yang baru itu secara berkesinambungan dipengaruhi oleh banyak faktor lingkungan
yang membantu mengembangkan potensi-potensi biologis demi terbentuknya tingkah
laku manusia yang dibawa sejak lahir. Hal tersebut bisa membentuk pola
karakteristik tingkah laku yang dapat mewujudkan seseorang sebagai individu
yang berkarakteristik bebrbeda dengan individu-individu yang lainnya.
- Hakekat Keragaman dan Keseteraan Manusia
Sudah menjadi fakta social dan fakta sejarah kehidupan.
Sehingga pernah muncul penindasan, perendahan, penghancuran dan penghapusan
rasa atau etnis tertentu. Dalam sejarah kehidupan manusia pernah tumbuh
ideology atau pemahaman bahwa orang berkulit hitam adalah berbeda, mereka lebih
rendah dan dari yang berkulit putih. Contohnya di Indonesia, etnis Tionghoa
memperoleh perlakuan diskriminatif, baik secara social dan politik dari
suku-suku lain di Indonesia. Dan ternyata semua yang telah terjadi adalah
kekeliruan, karena perlakuan merendahkan martabat orang atau bangsa lain adalah
tindakan tidak masuk akal dan menyesatkan, sementara semua orang dan semua
bangsa adalah sama dan sederajat.
Martin Buber (1985) menjelaskan pada pendekatan
“saya-engkau” bahwa manusia menjadi memahami identitasnya ketika berhadapan
dengan Tuhan sebagai Engkau, bahwa manusia itu lemah dihadapan Tuhan. Dengan
kata lain, keberadaan manusia satu dengan yang lain menjadi setara, karena
mereka adalah sama-sama ciptaan Tuhan. Seringkali manusia tidak mampu
mentransformasikan kontradiksi di dalam dirinya bahwa dirinya adalah menjadi
dirinya sendiri ketika berhadapan dengan orang lain yang sama. Kontradiksi
dalam pikiran, perkataan, dan tindakan inilah yang melahirkan konflik antar
orang. Seharusnya hubungan manusia dengan Tuhan yang bertujuan memulihkan
jiwanya menjadi manusia utuh, menjadi sumber dan kerangka membangun hubungan
antar manusia. Melalui relasi tersebut, manusia yang utuh membagi makna
absolute yang tidak akan dipahami melalui diri sendiri.
Perspektif HAM yang sejalan dengan perspektif agama,
merupakan dasar secara hukum, politik, social budaya, ekonomi, dan moral
mengenai pernyataan bahwa pada dasarnya adalah setara dan sederajat, walau ada
perbedaan di antara mereka. Dokumen HAM merupakan dasar yang diakui oleh hampir
semua bangsa di dunia bahwa –tidak ada pengecualian- semua manusia adalah sama
dan sederajat. Oleh karena itu segala bentukbentuk perendahan, penindasan, dan
tindakan lain yang bertujuan mendeskriminasi perlu dihilangkan dan dilawan.
Dari uraian diatas secara jelas menyebutkan bahwa manusia
pada hakekatnya adalah sama dan sederajat. Perbedaan secara fisik tidak dapat
menjadi dasar atau legitimasi bagi munculnya tindakan yang bertujuan meniadakan
keberadaan orang lain. Sebab, dengan bertindak meniadakan atau menghancurkaan
orang lain, sebetulnya pada saat yang sama sedang terjadi pengingkaran terhadap
dirinya sendiri sebagai makhluk yang juga berharga. Justru keragaman itu
menjadi penanda bahwa seharusnya dalam kehidupan bersama satu sama lain bisa
saling melengkapi. Seperti mozaik yang terdiri dari banyak macam kaca dan bisa
membentuk sebuah gambar yang bagus, demikian juga keragaman seharusnya saling
mengisi untuk membentuk sebuah kehidupan masyarakat yang penuh keindahan dan
harmoni.
- Macam-macam keragaman individual manusia
Berhadapan dengan peserta didik yang memiliki kecepatan
belajar dan memiliki ciri-ciri kepribadian yang positif, guru mungkin akan menganggap
seolah-olah tidak ada hambatan. Namun ketika berhadapan dengan peserta didik
yang lambat dalam belajar atau ciri-ciri kepribadian yang negatif, adakalanya
guru dibuat frustrasi. Ujung-ujungnya dia langsung saja akan menyimpulkan bahwa
peserta didiklah yang salah. Peserta didik dianggap kurang rajin, bodoh, malas,
kurang sungguh-sungguh dan sebagainya.
Jika saja guru tersebut dapat memahami tentang keragaman
individu, belum tentu dia akan langsung menarik kesimpulan bahwa peserta
didiklah yang salah. Terlebih dahulu mungkin dia akan mempelajari latar
belakang sosio-psikologis peserta didiknya, sehingga akan diketahui secara
akurat kenapa peserta didik itu lambat dalam belajar, selanjutnya dia berusaha
untuk menemukan solusinya dan menetukan tindakan apa yang paling mungkin bisa
dilakukan agar peserta didik tersebut dapat mengembangkan perilaku dan
pribadinya secara optimal.
Membicarakan tentang keragaman individu secara luas dan
mendalam sebetulnya sudah merupakan kajian tersendiri yaitu dalam bidang
Psikologi Diferensial. Untuk kepentingan pengetahuan guru dalam memahami
peserta didiknya, di bawah ini akan diuraikan dua jenis keragaman individu
yaitu keragaman dalam kecakapan dan kepribadian.
- Keragaman Individu dalam Kecakapan
Kecakapan individu dapat dibagi dalam dua bagian yaitu
kecakapan nyata (actual ability) dan kecakapan potensial (potential ability).
Kecakapan nyata (actual ability) yaitu kecakapan yang diperoleh melalui belajar
(achivement atau prestasi), yang dapat segera didemonstrasikan dan diuji
sekarang. Misalkan, setelah selesai mengikuti proses perkuliahan (kegiatan
tatap muka di kelas), pada akhir perkuliahan mahasiswa diuji oleh dosen tentang
materi yang disampaikannya (tes formatif). Ketika mahasiswa mampu menjawab
dengan baik tentang pertanyaan dosen, maka kemampuan tersebut merupakan atau
kecakapan nyata (achievement).
Sedangkan kecakapan potensial merupakan aspek kecakapan yang
masih terkandung dalam diri individu dan diperoleh dari faktor keturunan
(herediter). Kecakapan potensial dapat dibagi ke dalam dua bagian yaitu
kecakapan dasar umum (inteligensi atau kecerdasan) dan kecakapan dasar khusus
(bakat atau aptitudes).C.P. Chaplin (1975) memberikan pengertian inteligensi
sebagai kemampuan menghadapi dan menyesuaikan diri terhadap situasi baru secara
cepat dan efektif.
Selanjutnya, Thurstone (1938) mengemukakan teori “Primary
Mental Abilities”, bahwa inteligensi merupakan penjelmaan dari kemampuan
primer, yaitu : (1) kemampuan berbahasa (verbal comprehension); (2) kemampuan
mengingat (memory); (3) kemampuan nalar atau berfikir (reasoning); (4)
kemampuan tilikan ruangan (spatial factor); (5) kemampuan bilangan (numerical
ability); (6) kemampuan menggunakan kata-kata (word fluency); dan (7) kemampuan
mengamati dengan cepat dan cermat (perceptual speed).
Asslamualaikum wr wb zila, materi yang menarik untuk di pelajari tetapi saran saya agar postingannya lebih bagus sertailah dengan contoh gambar. Terimakasih. kunjungi juga blog saya http://riskaniess09.blogspot.co.id/
BalasHapusterimah kasih atas materinya.materinya sangat menarik untuk dipelajari.kunjungi juga blog saya http://arianisha.blogspot.co.id/
BalasHapusmenambah wawasan. thanks
BalasHapusTerimakasih materinya...
BalasHapusSemoga bermanfaat
Thanks
BalasHapusWebsite paling ternama dan paling terpercaya di Asia
BalasHapusSistem pelayanan 24 Jam Non-Stop bersama dengan CS Berpengalaman respon tercepat
Memiliki 9 Jenis game yang sangat digemari oleh seluruh peminat poker / domino
Link Alternatif :
arena-domino.club
arena-domino.vip
100% Memuaskan ^-^